Pagi hari Mikhael sama seperti kebanyakan anak di pulau Sumba yang harus berjalan jauh hanya demi bersekolah. Di sekolah, Mikhael sangat giat belajar karena kelak dia bercita-cita menjadi seorang perawat. Sepulang sekolah, ia akan melaksanakan peran penting dalam keseharian keluarganya, yaitu mengambil air dari mata air.
Bayangkan siang hari, dengan terik matahari di pulau Sumba, Mikhael harus berjalan sekitar 1 km ke dlam hutan hanya demi mengisi 2 jerigen dari mata air. Sesampainya di rumah, air yang diambil dari mata air tersebut harus dimasak terlebih dahulu sebelum bisa layak dikonsumsi. Dan seperti kebanyakan masyarakat di pulau Sumba, Mikhael juga memasak air menggunakan kayu bakar yang ternyata tidak semudah kompor gas untuk menyalakan api.
Namun meski hidup penuh keterbatasan, Michael tetap semangat jalan jauh ke sekolah untuk belajar dan mencapai cita-citanya kelak. Semua itu berkat kebaikan hati donatur Adopt-A-Child yang setia menolong dan meringankan beban keluarga Michael dalam biaya sekolah.
Masih banyak anak di daerah pelosok Indonesia yang mengantri untuk mendapatkan bantuan dana dari program Adopt-A-Child. Mari menjadi pemberi semangat untuk mereka bisa mencapai masa depan lebih baik melalui pendidikan. Silahkan mengisi form dibawah ini untuk bersama menjadi Generasi Peduli https://generasipeduli.org/form-aac/